
dok/fajar Syahrul Yasin Limpo
MAKASSAR -- Pembangunan Indonesia dengan membagi enam koridor berdasarkan potensi daerah sangat membantu percepatan ekonomi daerah. Apalagi pemerintah telah membuat komite Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi (MP3EI).
Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo mengemukakan pentingnya kebijakan MP3EI untuk mendorong pembangunan di daerah pada diskusi terbatas bersama Menko Perekonomian, Hatta Rajasa di gedung Kompas Gramedia, Jakarta, Selasa, 7 Juni.
Diskusi ini juga dihadiri Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofjan Wanandi, Direktur Utama (Dirut) Pelindo, RJ Lino, pengamat perbankan, Anton Gunawan, serta dimoderatori Renald Kasali. Syahrul menjadi pembicara pada diskusi ini karena Sulsel dinilai memiliki inovasi pembangunan dan percepatan pertumbuhan ekonomi yang baik.
Selain itu, Sulsel salah satu dari enam koridor pembangunan Indonesia dengan fokus bidang agrikultur. Syahrul mengemukakan, MP3EI sangat penting karena berfungsi koridor yang dapat memacu pertumbuhan ekonomi di daerah terutama Sulsel.
MP3EI menjadi perencanaan awal yang harus dijabarkan ke tingkat bawah, kata Syahrul, karena bentuknya bersifat regional atau berbasis pulau. "Untuk memudahkan investor melihat potensi di setiap daerah lebih tajam, perlu dibuat klaster," tuturnya.
Setiap daerah memiliki potensi besar yang mesti dikelola dengan baik bersama investor. Makanya dibutuhkan sinergi yang kuat antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, serta pelaku usaha. Tujuannya, menggenjot pembangunan ekonomi, utamanya di kawasan timur Indonesia.
Pada diskusi terbatas tersebut, gubernur juga memberikan gambaran tentang kondisi riil pembangunan daerah saat ini. "Sejumlah kebijakan yang dikeluarkan pemerintah pusat sudah tepat. Kami di tingkat provinsi dan kabupaten/kota wajib merealisasikannya," katanya.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah (BKPMD) Sulsel, Irman Yasin Limpo mengemukakan, terpilihnya gubernur Syahrul Yasin Limpo sebagai narasumber yang menghadirkan Menko Perekonomian pada diskusi bergengsi ini, semakin menambah kepercayaan bahwa masa depan ekonomi Indonesia berada di kawasan timur Indonesia, terutama di Sulsel.
Dia juga mengaku sangat mengapresiasi diskusi yang dilakukan media. Diskusi menjadi budaya konstruktif membangun konsepsi kebijakan.
"Apalagi media mampu menjembatani pemerintah pusat dan daerah, serta pemangku kepentingan. Media dengan segudang informasi dari berbagai macam sumber menjadi bagian penting untuk dapat memberi koreksi terhadap kebijakan yang tidak dirasakan langsung masyarakat," jelasnya. (rif
Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo mengemukakan pentingnya kebijakan MP3EI untuk mendorong pembangunan di daerah pada diskusi terbatas bersama Menko Perekonomian, Hatta Rajasa di gedung Kompas Gramedia, Jakarta, Selasa, 7 Juni.
Diskusi ini juga dihadiri Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofjan Wanandi, Direktur Utama (Dirut) Pelindo, RJ Lino, pengamat perbankan, Anton Gunawan, serta dimoderatori Renald Kasali. Syahrul menjadi pembicara pada diskusi ini karena Sulsel dinilai memiliki inovasi pembangunan dan percepatan pertumbuhan ekonomi yang baik.
Selain itu, Sulsel salah satu dari enam koridor pembangunan Indonesia dengan fokus bidang agrikultur. Syahrul mengemukakan, MP3EI sangat penting karena berfungsi koridor yang dapat memacu pertumbuhan ekonomi di daerah terutama Sulsel.
MP3EI menjadi perencanaan awal yang harus dijabarkan ke tingkat bawah, kata Syahrul, karena bentuknya bersifat regional atau berbasis pulau. "Untuk memudahkan investor melihat potensi di setiap daerah lebih tajam, perlu dibuat klaster," tuturnya.
Setiap daerah memiliki potensi besar yang mesti dikelola dengan baik bersama investor. Makanya dibutuhkan sinergi yang kuat antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, serta pelaku usaha. Tujuannya, menggenjot pembangunan ekonomi, utamanya di kawasan timur Indonesia.
Pada diskusi terbatas tersebut, gubernur juga memberikan gambaran tentang kondisi riil pembangunan daerah saat ini. "Sejumlah kebijakan yang dikeluarkan pemerintah pusat sudah tepat. Kami di tingkat provinsi dan kabupaten/kota wajib merealisasikannya," katanya.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah (BKPMD) Sulsel, Irman Yasin Limpo mengemukakan, terpilihnya gubernur Syahrul Yasin Limpo sebagai narasumber yang menghadirkan Menko Perekonomian pada diskusi bergengsi ini, semakin menambah kepercayaan bahwa masa depan ekonomi Indonesia berada di kawasan timur Indonesia, terutama di Sulsel.
Dia juga mengaku sangat mengapresiasi diskusi yang dilakukan media. Diskusi menjadi budaya konstruktif membangun konsepsi kebijakan.
"Apalagi media mampu menjembatani pemerintah pusat dan daerah, serta pemangku kepentingan. Media dengan segudang informasi dari berbagai macam sumber menjadi bagian penting untuk dapat memberi koreksi terhadap kebijakan yang tidak dirasakan langsung masyarakat," jelasnya. (rif
MAKASSAR -- Pembangunan Indonesia dengan membagi enam koridor berdasarkan potensi daerah sangat membantu percepatan ekonomi daerah. Apalagi pemerintah telah membuat komite Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi (MP3EI).
Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo mengemukakan pentingnya kebijakan MP3EI untuk mendorong pembangunan di daerah pada diskusi terbatas bersama Menko Perekonomian, Hatta Rajasa di gedung Kompas Gramedia, Jakarta, Selasa, 7 Juni.
Diskusi ini juga dihadiri Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofjan Wanandi, Direktur Utama (Dirut) Pelindo, RJ Lino, pengamat perbankan, Anton Gunawan, serta dimoderatori Renald Kasali. Syahrul menjadi pembicara pada diskusi ini karena Sulsel dinilai memiliki inovasi pembangunan dan percepatan pertumbuhan ekonomi yang baik.
Selain itu, Sulsel salah satu dari enam koridor pembangunan Indonesia dengan fokus bidang agrikultur. Syahrul mengemukakan, MP3EI sangat penting karena berfungsi koridor yang dapat memacu pertumbuhan ekonomi di daerah terutama Sulsel.
MP3EI menjadi perencanaan awal yang harus dijabarkan ke tingkat bawah, kata Syahrul, karena bentuknya bersifat regional atau berbasis pulau. "Untuk memudahkan investor melihat potensi di setiap daerah lebih tajam, perlu dibuat klaster," tuturnya.
Setiap daerah memiliki potensi besar yang mesti dikelola dengan baik bersama investor. Makanya dibutuhkan sinergi yang kuat antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, serta pelaku usaha. Tujuannya, menggenjot pembangunan ekonomi, utamanya di kawasan timur Indonesia.
Pada diskusi terbatas tersebut, gubernur juga memberikan gambaran tentang kondisi riil pembangunan daerah saat ini. "Sejumlah kebijakan yang dikeluarkan pemerintah pusat sudah tepat. Kami di tingkat provinsi dan kabupaten/kota wajib merealisasikannya," katanya.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah (BKPMD) Sulsel, Irman Yasin Limpo mengemukakan, terpilihnya gubernur Syahrul Yasin Limpo sebagai narasumber yang menghadirkan Menko Perekonomian pada diskusi bergengsi ini, semakin menambah kepercayaan bahwa masa depan ekonomi Indonesia berada di kawasan timur Indonesia, terutama di Sulsel.
Dia juga mengaku sangat mengapresiasi diskusi yang dilakukan media. Diskusi menjadi budaya konstruktif membangun konsepsi kebijakan.
"Apalagi media mampu menjembatani pemerintah pusat dan daerah, serta pemangku kepentingan. Media dengan segudang informasi dari berbagai macam sumber menjadi bagian penting untuk dapat memberi koreksi terhadap kebijakan yang tidak dirasakan langsung masyarakat," jelasnya. (rif)
Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo mengemukakan pentingnya kebijakan MP3EI untuk mendorong pembangunan di daerah pada diskusi terbatas bersama Menko Perekonomian, Hatta Rajasa di gedung Kompas Gramedia, Jakarta, Selasa, 7 Juni.
Diskusi ini juga dihadiri Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofjan Wanandi, Direktur Utama (Dirut) Pelindo, RJ Lino, pengamat perbankan, Anton Gunawan, serta dimoderatori Renald Kasali. Syahrul menjadi pembicara pada diskusi ini karena Sulsel dinilai memiliki inovasi pembangunan dan percepatan pertumbuhan ekonomi yang baik.
Selain itu, Sulsel salah satu dari enam koridor pembangunan Indonesia dengan fokus bidang agrikultur. Syahrul mengemukakan, MP3EI sangat penting karena berfungsi koridor yang dapat memacu pertumbuhan ekonomi di daerah terutama Sulsel.
MP3EI menjadi perencanaan awal yang harus dijabarkan ke tingkat bawah, kata Syahrul, karena bentuknya bersifat regional atau berbasis pulau. "Untuk memudahkan investor melihat potensi di setiap daerah lebih tajam, perlu dibuat klaster," tuturnya.
Setiap daerah memiliki potensi besar yang mesti dikelola dengan baik bersama investor. Makanya dibutuhkan sinergi yang kuat antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, serta pelaku usaha. Tujuannya, menggenjot pembangunan ekonomi, utamanya di kawasan timur Indonesia.
Pada diskusi terbatas tersebut, gubernur juga memberikan gambaran tentang kondisi riil pembangunan daerah saat ini. "Sejumlah kebijakan yang dikeluarkan pemerintah pusat sudah tepat. Kami di tingkat provinsi dan kabupaten/kota wajib merealisasikannya," katanya.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah (BKPMD) Sulsel, Irman Yasin Limpo mengemukakan, terpilihnya gubernur Syahrul Yasin Limpo sebagai narasumber yang menghadirkan Menko Perekonomian pada diskusi bergengsi ini, semakin menambah kepercayaan bahwa masa depan ekonomi Indonesia berada di kawasan timur Indonesia, terutama di Sulsel.
Dia juga mengaku sangat mengapresiasi diskusi yang dilakukan media. Diskusi menjadi budaya konstruktif membangun konsepsi kebijakan.
"Apalagi media mampu menjembatani pemerintah pusat dan daerah, serta pemangku kepentingan. Media dengan segudang informasi dari berbagai macam sumber menjadi bagian penting untuk dapat memberi koreksi terhadap kebijakan yang tidak dirasakan langsung masyarakat," jelasnya. (rif)
sumber.http://www.fajar.co.id
0 komentar:
Posting Komentar